Tata cara makan, orang Indonesia

Sebagai seorang pembicara di seminar-seminar dan pelatihan/training, sering kali saya memberikan materi mengenai table manners internasional dengan peserta yang tentunya orang Indonesia. Menyenangkan dan sangat antusias saya pada saat memberikan materi tersebut dalam bentuk teori dan praktek. Celoteh para pesertapun beragam “duuuh…repot ya cara pakai pisau dan garpu”…atau..”wah…gak kenyang nih karna susah pake banyak aturan, belum lagi dengan pisau dan garpu.” Dan masih banyak lagi celoteh dan gurauan para peserta.

Sebenar-benarnya tidak ada yang susah ataupun repot dengan penggunaan pisau dan garpu serta peralatan lainnya bila kita juga lebih mengenal Tata Cara Makan Di Indonesia yang juga beragam. Untuk itu saya memberi beberapa ulasan dari berbagai sumber tentang Tata Cara Makan Orang Indonesia

Bicara tentang cara makan atau tata cara makan, cara makan seperti apa yang biasa anda gunakan? Cara makan bisa berhubungan dengan cara kita menggunakan alat untuk menyantap makanan atau bisa juga berhubungan dengan bagaimana kita makan seperti makan cepat, lambat, pakai banyak sambal, dan lain sebagainya.

Untuk alat makan, Di Indonesia sebagian besar orang biasa makan dengan menggunakan sendok dan garpu.  Ya inilah cara makan yang umum di gunakan di Indonesia, selain cara makan langsung dengan tangan tentunya. Tapi di samping itu ada banyak cara makan dengan menggunakan peralatan lain di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:

  1. Sendok dan Garpu

Ini adalah cara makan yang sangat umum di Indonesia dan pasti anda telah paham bagaimana makan dengan cara seperti ini.  Anda tinggal memegang sendok di tangan kanan dan garpu di tangan kiri (kecuali anda kidal).  Makan dengan sendok dan garpu sangatlah mudah, sendok digunakan untuk mengambil makanan dan garpu dapat digunakan untuk menusuk makanan atau membantu mengumpulkan makanan di sendok, begitu mudah.  Jika anda makan mie, anda bisa menggunakan garpu untuk memilin mie dan memakannya atau bisa juga menggunakan garpu untuk mengangkat sebagian mie lalu menaruhnya dahulu pada sendok anda.

Kesulitan utama dalam makan dengan sendok dan garpu adalah pada saat anda memakan daging berukuran besar seperti saat makan steak.  Jika anda makan steak dengan sendok dan garpu, maka cara terbaik yang bisa anda lakukan adalah menusukkan garpu untuk menahan daging lalu menggunakan ujung sendok untuk membuat potongan kecil dari daging steak, walaupun hal ini mungkin sulit dilakukan kalau daging steak anda liat / tidak lunak.

  1. Pisau dan Garpu

Makan dengan garpu dan pisau saat ini menjadi makin umum dengan menjamurnya rumah makan yang menyediakan steak sebagai hidangan utamanya, bagaimana cara menggunakannya? Cara makan dengan pisau dan garpu tidaklah sulit, anda tetap memegang garpu di tangan kiri anda serta pisau di tangan kanan anda.  Garpu digunakan untuk menusuk dan menahan makanan pada tempatnya selagi anda memotong makanan tersebut menjadi potongan yang lebih kecil menggunakan pisau anda.  Setelah terpotong, maka anda memakan potongan kecil tadi menggunakan garpu, jangan menggunakan pisau anda untuk memakan makanan, karena selain tidak benar hal ini juga beresiko menyebabkan lidah anda teriris pisau secara tidak sengaja.

Kekurangan dari penggunaan pisau dan garpu adalah anda akan kesulitan menyantap makanan yang berkuah, anda mungkin akan tetap membutuhkan sendok untuk menikmati kuah dari makanan anda.

  1. Sumpit

Makan dengan memakai sumpit juga bukan merupakan hal yang asing di Indonesia.  Tempat-tempat makan bertema Jepang, Cina, atau Korea biasanya selalu menyediakan sumpit bagi anda.

Makan dengan menggunakan sumpit memiliki seni tersendiri, anda harus bisa memegang sumpit dengan benar agar dapat menyantap hidangan anda dengan nyaman dan terhindar dari rasa sakit atau nyeri di tangan akibat cara memegang sumpit yang salah.  Saat makan dengan sumpit, usahakan untuk selalu menjepit makanan anda dengan sumpit dan jangan menusuk makanan serta menggunakan sumpit seperti anda menggunakan garpu.

 

  1. Memakai Tangan (MULUK) atau PULUKAN Cara Makan Paling Indonesia

Setiap daerah atau negara pasti mempunyai cara makan yang berbeda. Walaupun sudah ada peralatan modern tidaklah mengubah pola makan yang sudah ada terkecuali menyesuaikan adat setempat.

Peralatan makan yang standart adalah piring, sendok dan garpu. Di Negara-negara Eropa, Amerika, Asia termasuk Indonesia sendiripun sudah dilengkapi dengan pisau, yang sudah menjadi etiket table manner. Table manner adalah tata cara makan yang mencakup penggunaan peralatan (dari Wikipedia).

Salah satu cara makan di negara lain seperti China dan Jepang adalah menggunakan sumpit yang  terbuat dari bambu, kayu dan sekarang sudah ada yang terbuat dari plastik. Apapun masakannya mereka menggunakan sumpit.

Ada cara makan orang Indonesia yang lebih praktis yaitu menggunakan tangan saja. Dalam istilah Jawa-nya muluk. Cara ini adalah sangat alami dan paling Indonesia sekali. Tidak perlu repot memakai sendok. Menggunakan tangan sebelah kanan untuk makan dan lebih baik mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan.

Setelah makan maka kita membasuh tangan dengan air kobokan yang telah disediakan. Kadang-kadang dalam air kobokan ada kemangi yang bisa menghilangkan bau pada tangan yang telah menyentuh makanan.

Tradisi makan muluk dilakukan karena terpaksa karena tidak ada alat makan. Dan bahkan di acara-acara besar daerah sejenis tumpengan baik di Jawa atau di luar Jawa, para peserta akan memakan ramai-ramai makanan tumpengan itu dengan tangan.

Silahkan anda mecoba dan rasakan sensasinya makan dengan tangan anda sendiri. Dan sebaiknya jangan makan dengan cara muluk ini bila makan dalam suasana resmi atau resto yang harus mengharuskan anda memakai alat table manner. Karena teman makan anda atau tamu lain yang melihat anda bisa hilang selera makannya.

    5. Suru
Untuk yang satu ini, mungkin suru adalah kata yang asingbagi telinga anda.  Suru adalah sebuah alat makan yang biasanya terbuat dari daun pisang, dan biasa digunakan untuk menyantap pecel . Di salah satu daerah di kota Pati Jawa Tengah, terdapat Nasi Gandul. Nasi gandul ini disajikan di atas piring yang sudah dialasi dengan daun pisang. Dan cara menyendok nasinya menggunakan daun pisang juga yang dipotong sekitar 30 cm dan dilipat menjadi dua bagian supaya lebih kaku yang disebut SURU.

         

           Suru berfungsi seperti sendok, dua atau tiga lembar daun pisang berukuran sekitar 3 x 7 cm ditumpuk menjadi satu, lalu anda memegang salah satu ujung daunnya dengan cara ibu jadi di bagian atas dan menekan bagian tengah daun agar bagian tengah daun melengkung ke dalam, lalu jari telunjuk dan jari tengah di bagian bawah daun kiri dan kanan untuk menopang daun.  Setelah itu daun akan menjadi seperti sendok dan siap digunakan untuk makan.

Kekinian! Makan di Atas Daun Pisang Bersama-sama Tak Hanya Nikmat, tapi Juga Kaya Khasiat

            Warisan kuliner dari leluhur tak melulu berupa kele­zat­an masakan yang masih bisa kita santap.

Cara memakannya pun telah diwariskan dan memberikan kesenangan ter­sendiri ketika dilakukan di masa kini.

Seperti yang sedang ngetren saat ini.

Makan bersama-sama dengan kudapan yang disajikan di atas lembaran daun pisang.

Hampir setiap daerah memiliki tradisi seperti ini.

Jika di Sunda disebut dengan balakecrakan! Biasanya tak ada piring dan sendok-garpu di sini. Kalau pun ada hanya digunakan untuk mengambil lauk atau nasi ke “piring” masing-masing.

Sebagai piringnya, digunakan lembaran daun pisang di tepian yang kosong.

Setelah nasi dan lauk pauknya ditaruh di “piring” masing-masing, maka tangan-tanganlah yang kemudian berfungsi sebagai sendok. Mengantarkan makanan ke mulut.

Di daerah tapal kuda di ujung timur Pulau Jawa pun ada tradisi seperti itu.

Sebuah meja panjang di gelar daun pisang kemudian nasi dan lauk ditaruh di atasnya.

tradisi yang memiliki  filosofi kebersamaan dan persaudaraan ini kembali digali.

Daerah tapal kuda meliputi Bondowoso, Jember, Pasuruan, Banyuwangi, Probolinggo, dan Situbondo.

Di Minahasa Utara pun dikenal makan bersama di atas daun pisang. Bahkan Bupati dan wakilnya, Vonny Aneke Panambunan dan Joppy Lengkong, giat menyosialisasikan salah satu tradiisi ini.

Makan bersama di atas daun pisang meruntuhkan sekat-sekat derajat seseorang.

Namun, di balik tradisi itu tersimpan pula kelebihan-kelebihan penggunaan daun pisang ini.

Jika kita melihat ke dunia kuliner Indonesia, daun pisang banyak digunakan sebagai bungkus makanan.

Aroma yang keluar dari daun pisang ketika kena panas menciptakan aroma yang istimewa.

Bahkan bisa menggugah selera kita.

Hal ini dikarenakan daun pisang mempunyai lapisan lilin alami.

Lapisan ini akan meleleh dan membaur dengan makanan jika terkena panas makanan tersebut sehingga muncullah bau penggoda selera tadi.

Daun pisang yang digunakan sekali pakai juga menghindarkan kita dari penyakit akibat wadah yang dipakai berulang-ulang.

Apalagi wadah plastik yang jika terkontaminasi dengan panas akan mengeluarkan zat berbahaya.

Belum lagi dalam penyajiannya tak perlu ribet.

Cukup dibersihkan saja.

Tak hanya itu, daun pisang mengandung senyawa polifenol yang disebut epigallocatechin gallate (EGCG).

Polifenol merupakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan mencegah masuknya penyakit.

Terakhir, warnanya yang hijau memiliki sifat menyegarkan.

Makan dalam suasana sedih tentu akan mengurangi kenikmatannya.

Nah, ketika melihat warna hijau, hati kita terasa tenang.

Daun pisang yang berwarna hijau alami ini tentu akan menambahkan nuansa segar dalam makanan kita.

Sekarang Anda sudah tahu kebiasaan makan Indonesia?

Semoga informasi ini berguna bagi Anda semua.

 

Dari berbagai sumber